BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Latar belakang praktek kerja industri dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :
1. Menurut GBHN 1993, telah memberikan arahan yang jelas bagi pembangunan untuk mengahadapi masa datang. Titik berat pembangunan PJPT II adalah pembangunan ekonomi dan seiring itu pembangunan sumber daya manusia harus secara jelas berperan membentuk peserta didik menjadi aset bangsa yang akan menjadi manusia yang produktif dan berpenghasilan. Pencapaiannya dengan pelaksanaan praktek kerja industri yang merupakan perpaduan saling mengisi dan saling melengkapi antara pendidikan di sekolah dan keahlian profesi yang didapat melalui pengalaman kerja.
2. Sesuai SK MENDIKBUD No. 080/U/1993 tentang kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan bahwa semua siswa SMK diwajibkan mengadakan praktek kerja industri, sedang waktu pelaksanaannya maupun jangka waktu yang diberikan diatur oleh pihak sekolah. Demikian halnya bagi siswa SMK N 2 Yogyakarta sebagai salah satu sekolah kejuruan, semua siswa diwajibkan melaksanakan praktek kerja industri yang diatur oleh masing – masing jurusan yang terkait sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional.
3. Adanya era globalisasi yang membawa dampak ganda. Di satu sisi era ini membawa iklim perubahan yang semakin terbuka untuk bekerja sama saling mengisi dan saling melengkapi. Sedangkan sisi lainnya membawa persaingan yang semakin ketat dan tajam, salah satunya masalah ketenagakerjaan. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia sebagai negara besar sudah waktunya menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing tinggi atau profesioanal dan digunakan oleh bangsanya sendiri, bukan bangsa asing.
B. VISI DAN MISI SMK N 2 YOGYAKARTA
SMK N 2 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang berbasic kejuruan yang di dalamnya terdapat beberapa program keahlian. Dengan hal tersebut sekolah mempunyai visi dan misi sebagai tolak ukur proses pendidikan di SMK N 2 Yogyakarta . Berikut adalah visi dan misi SMK N 2 Yogyakarta.
1. Visi
Menjadi lembaga pendidikan dan pelatahan kejuruan bertaraf internasional dan nerwawasan lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu berwirausaha, beriman dan bertaqwa
2. Misi
a. Melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis ICT dan berkelanjutan.
b. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi kualifikasi dan kopetensi standar.
c. Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yanng nyaman memenuhi standar kualitas dan kuantitas.
d. Mengembangkan kurikulu, metodologi pembelajaran dan sistem penilaian berbasis kom-petensi.
e. Menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based Training) dan PBE (Production-Based Education) mengunakan bilingual dengan pendekatan ICT.
f. Membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam maupun luar negeri.
g. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik lalpu mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia.
C. VISI DAN MISI TEKNIK KENDARAAN RINGAN
1. Visi
- Unggul Dalam IPTEK, berdasarkan iman dan taqwa dan berbudaya.
2. Misi
a. Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas, karya, inovasi dan penyaluruan minat beserta bakat.
b. Melaksanakan pendidikan, pengajaran yang efektif dan efisien.
c. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama, beretika, berbudaya sehingga menjadi manusia yang bijaksana.
D. TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Praktek Industri yang dijalankan oleh SMKN 2 Yogyakarta bertujuan :
1. Menambah waawasan siswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Menambah wawasan siswa tentang kemajuan teknologi terbaru di pasaran.
3. Menerapkan dan membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan di dunia kerja yeng sesungguhnya.
4. Mendorong dan memberikan semangat kepada siswa untuk berwiraswasta.
5. Menciptakan bibit pekerja yang terampil dan disiplin.
6. Membrkali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten.
7. Melaksanakan proses peawatan dan perbaikan motor otomotif.
8. Melaksanakan proses perawatan dan perbaikan sisten pemindah tenaga otomotif.
9. Melaksanakan perawatan chassis dan suspensi otomotif.
10. Melaksanakan perawatan sistem kelistrikan otomotif
E. HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Hasil yang ingin dicapai atau diharapkan dari pelaksanaan praktek kerja industri adalah:
1. Mempercepat pemahaman materi yang disampaikan di sekolah sehingga mendapatkan ketermpilan yang cukup dalam waktu singkat.
2. Memahami hal-hal yamg perlu diperhatikan jika ingin bergelut di dunia usaha.
3. Mampu menangani permasalahan yang ada sesuai dengan kondisi saat ini.
BAB II
URAIAN KEGIATAN
Selama kami melaksanakan praktek industri di RALLY AUTO CARE STATION kami menjumpai banyak jenis mobil yang sebagian besar adalah mobil merek TOYOTA . Untuk itu kami meyusun laporan yang membahas tentang mobil merek TOYOTA khususnya jenis KIJANG. Beberapa pekerjaan yang kami lakukan antara lain sebagai berikut:
A. TUNE UP MOTOR BENSIN
Pekerjaan engine tune up atau tune up mesin adalah tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin pada taraf kerja mesin yang optimal, yaitu dengan menyetel ulang, membersihkan, atau mengganti komponen mesin yang sudah rusak. Keuntungannya, penggunaan bahan bakar lebih efisien, kendaraan siap digunakan, umur mesin lebih panjang. ( Sumber : Buku Manual Toyota 5K)
1. Sistem pendinginan
Panas hasil pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi tenaga penggerak, sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian lagi diserap oleh bagian-bagian mesin.
Panas yang diserap ini harus dibuang juga keluar agar panas mesin tidak berlebilan (over heating), sebab panas yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kerja mesin dan menyebabkan kerusakan yang fatal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan.

|
a. Tutup radiator


b. Tangki cadangan
Bila volume air dari radiator memuai karena naiknya suhu, maka air pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki cadangan. Sebaliknya bila suhu turun, air yang ada dalam tangki akan kembali ke radiator. Ini diatur oleh katup pengaman pada tutup radiator.
c. Pompa air
Pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin. Umumnya yang banyak digunakan adalah jenis sentrifugal. Pompa air ini ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas (V belt).
d. Termostat
Termostat berfungsi mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin kemudian mempertahankan temperatur kerja tersebut pada saat mesin bekerja. Jika air masih dingin katup termostat tertutup, sirkulasi air tidak melalui radiator tetapi langsung melalui pipa bypass. Jika air sudah terlalu panas, katup temostat terbuka dan sirkulasi air melalui radiator.
e. Kipas pendingin .
Bila kendaraan tidak bergerak, udara luar tidak akan cukup mendinginkan radiator, oleh karena itu diperlukan kipas pendingin untuk membantu mendinginkan radiator.
Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh poros engkol melalui tali kipas.
Pemeriksaan pada sistem pendinginan :
a. Memeriksa kualitas air pendingin dari kemungkinan : keruh,kotor,bercampur oli atau karat.

|
b. Memeriksa tinggi air pendingin pada tangki cadangan. Tinggi air pendingin harus berada antara garis low & full. Jika kurang ditambahkan hingga batas full.
c. Memeriksa kerusakan pada radiator, selang, kebocoran klem, dan kebocoran air pendingin.
d. Memeriksa kerja tutup radiator

|
Dengan menggunakan alat test tutup radiator (radiator cap tester)
Memeriksa kondisi pegas dan katup vacum dari tutup radiator.
Tekanan pembukaan katup : 0.75-1.05 kg/cm²
Limit : 0.6 kg/cm²(Toyota 5K)
2. Memeriksa/ mengganti / menyetel tali kipas
a. Memeriksa tali kipas dari kemungkinan aus/ retak. Jika terjadi kerusakan, Melakukan penggantian untuk menghindari tali kipas putus.
b. Memeriksa kekerasan tali kipas. Bila terlalu kendor / terlalu kencang, Melakukan penyetelan.
Lenturan tali kipas pada tekanan 10 kg :
1) Pompa air - alternator : 7-11 cm
2) Engkol - kompresor : 12-16 cm

|
c. Memeriksa persinggungan antara tali kipas dan pully.
3. Oli mesin
a. Memeriksa tinggi oli pada stick oli. Oli harus berada pada tanda full. Jika kurang menambahkan oli hingga tanda full.

|
b. Memeriksa kualitas oli mesin. Jika kotor, bercampur air/ berubah warna, oli mesin harus diganti.

|
4. Saringan udara dan saringan bensin
a. Memeriksa / membersihkan dan mengganti saringan udara
|

1) Melepas saringan udara dari dudukannya.
2) Memeriksa keadaan saringan udara dari kemungkinan kotor / retak.
3) Membersihkan saringan udara dengan menyemprotkan udara bertekanan dari arah dalam keluar.
4) Selanjutnya meyemprot bagian luar lalu sekali lagi dari dalam.
b. Memeriksa / membersihkan dan mengganti saringan bensin.
|

1) Melepas saringan bensin dari dudukannya.
2) Memeriksa keadaan saringan bensin secara visual.
3) Membersihkan saringan bensin dengan menyemprot udara bertekanan dari arah output ke input.
4) Melakukan penggantian saringan bensin jika sudah terlalu kotor.
5. Baterai
a. Pemeriksaan secara visual
1) Memeriksa kondisi kotak baterai dari kemungkinan retak.
2) Memeriksa terminal dan klem pengikatnya dari kemungkinan longgar, berkarat atau kotor.
3) Membersihkan terminal aki dari kemungkinan sulfatisasi.
|

b. Memeriksa tinggi elektrolit.
1) Memeriksa tinggi elektrolit yang ada pada kotak baterai. Tinggi elektrolit harus berada antara batas upper dan lower.
2) Menambahkan air suling bila kurang hingga batas upper.
c. Memeriksa / mengukur berat jenis elektrolit.
Berat jenis : 1.25-1.27 pada suhu 20o C.
6. Platina dan sudut pengapian.
a. Memeriksa celah platina.
1) Memposisikan celah platina pada keadaan membuka penuh.
2) Memeriksa celah platina dengan menggunakan filler gauge
Spesifikasi : celah platina : 0.45 mm
b. Menyetel sudut saat pengapian.
1) Menempatkan tanda pada puli poros engkol pada sudut 5 derajat.
2) Mengendorkan baut pemegang distributor terhadap duduknnya.
3) Menempatkan kunci kontak pad posisi ON.
4) Memposisikan kabel coil pada massa (diberi celah)
5) Memutar-mutar distributor sampai terjadi percikan bunga api pada kabel coil.
6) Mengencangkan kembali baut pengikat distributor terhadap dudukannya.
7. Busi dan kabel tegangan tinggi
a. Memeriksa busi
1)
Melepas busi dan memeriksa secara visual keadaan busi.

2) Membersihkan busi menggunakan amplas dan sikat kawat.
3)
|
Celah busi: 0.7-0.9 mm.
b. Memeriksa kabel tegangan tinggi
1) Melepas semua kabel tegangan tinggi.
2) Memeriksa secara visual keadaan kabel tegangan tinggi dari kemungkinan retak, rusak atau putus.
3)
Mengukur tahanan kabel busi dengn menggunakan ohm meter.

Jika tidak ada tahanan mengganti kabel busi. Tahanan maks.: 25 Ohm.
|
8. Menyetel celah katub.
a. Menghidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja.
b. Memposisikan piston silinder 1 pada TMA akhir langkah kompresi.
c. Menyetel celah katub.
|


|
| ||||||
| |||||||
d. Memutar poros engkol 360 derajat.
e. Menyetel celah katub pada katub-katub yang belum disetel pada Top 1 akhir langkah kompresi. Spesifikasi katub hisap: 0.20 mm, buang: 0.30mm.(Toyota kijang 5K)
9. Menyetel campuran idle.
Pada mesin yang masih menggunakan karburator, campuran idle distel secara manual. Tetapi di dalam bengkel penyetelan campuran idle jarang dilakukan, kecuali kalau ada keluhan pada sistem bahan bakar.
Cara menyetel campuran idle pada mesin yang menggunakan karburator:
a. Menaikkan putaran mesin sedikit agar mesin tidak mati saat penyetelan.
b. Memutar baut penyetel campuran idle hingga putaran mesin mulai menurun, lalu memutar baut penyetel ke arah sebaliknya hingga putaran mesin mulai menurun.
c. Memutar baut penyetel hingga posisi tengah.
|

d. Memutar baut pengatur Rpm sesuai spesifikasi: putaran idle: 750 rpm
10. Test kompresi
Memeriksa tekanan kompresi
a. Menghidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja.
b. Melepas semua busi.
|

|
c. Melepas kabel tegangan dari coil dan massakan.
d. Memasang compression tester.
e. Membuka katup throttle sepenuhnya.
f. Menstarter mesin 5-7 detik
g. Membaca hasil pegukuran dan mengulanginya 3 kali untuk tiap sillinder.
|

|
Spesifikasi tekanan kompresi(kg/cm²)
| Mesin 5K | Selain 5K |
Standar | 12,6 | 11,0 |
limit | 9,5 | 9,0 |
Tabel 1.1. Spesifikasi tekanan kompresi
Perbedaan tekanan antar masing-masing silinder adalah 1,0 kg/cm².
B. SISTEM REM
- Tujuan
a. Memeriksa fungsi dan kondisi rem cakram dan rem tromol
b. Melepas dan memasang balok rem dan kaliper serta macam-macam konstruksi rem tromol
c. Memeriksa kondisi balok rem, cakram dan kaliper
d. Membersihkan cakram dan rem romol
e. Membersihkan dan melumasi baut dan tabung pengantar kalipe
f. Menyetel rem tromol
- Alat dan Bahan
a. Pengangkat mobil
b. Penyangga
c. Kunci roda
d. Kotak alat
e. Sikat baja
f. Sikat baja
g. SST penyetel sepatu rem
h. Mistar sorong
i. Lampu kerja
j. Kunci momen
k. Mobil
l. Minyak rem
m. Alat cuci
n. Kertas gosok
o. Vet temperatur tinggi
p. Majun
- Keselamatan Kerja
a. Pemasangan penyangga mobil harus baik
b. Menghindarkan cat mobil dari cairan rem, jika terjadi tumpuhan/tetesan cairan rem pada cat, langsung membersihkannya dengan air.
- Dasar Teori
Sistem Rem
|

Sistem rem berfungsi untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan sesuai keinginan pengemudi.
Macam-macam rem menurut penggunaannya :
a. Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
b. Rem kaki digunakan untuk mengontrol pemberhentian kendaraan. menurut mekanismenya rem kaki dibedakan menjadi dua yaitu rem hidrolik dan rem pneumatic.
c. Rem pembantu digunakan pada kombinasi rem biasa yang digunakan pada kendaraan berat.
|

Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang berputar bersama –sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat mencepit ckram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik.
- Langkah Kerja
Rem Cakram
a. Pemeriksaan awal
1) Mengangkat mobil
2) Meminta tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem.
3) Memeriksa apakah rem cakram pada kedua roda bekerja
|

4) Melepaskan pedal rem.
5) Memeriksa, apakah roda dapat berputar bebas. Jika terdapat sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah.
|

6) Melepas roda
7) Mengontrol tebal balok rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa balok rem. Kanvas tidak boleh terlepas dari plat dudukannya dan tebal minimal kanvas harus 2 mm.
|

Apabila pada pemeriksaan awal tersebut diketahui bahwa kondisi rem cakram tidak baik, maka rem cakram harus diperbaiki.
Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur
![]()
| ||||||||||||||||||||||
Keterangan gambar : |
1. Kaliper luncur
2. Rangka tetap
3. Balok rem ( pad )
4. Batang pengantar
5. Busing pengantar
6. Tabung pengantar
7. Baut pengantar
8. Karet pelindung kotoran
9. Klip
b. Pembongkaran
1) Melepas baut pengunci kaliper
|

2) Mengangkat kaliper dan mengeluarkan balok-balok rem
|

c. Pemeriksaan
1) Memeriksa kondisi balok rem.
Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.
|

2) Memeriksa kondisi cakram.
Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerinda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beralur tidak mempengaruhi fungsi rem.
|

Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru.
Tebal baru : 7 – 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm
|

3) Memeriksa fungsi torak.
Meminta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air. Pada waktu itu, cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk menghindarkan tumpahan cairan rem.
|

Catatan : Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar / lepas.
4) Memeriksa busing, batang dan tabung pengantar.
Denagn cara memasang kaliper pada kerangka, kemudian mengeraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya berat atau macet, maka busing, batang dan tabung pengantar harus diperbaiki.

|
d. Pembersihan
1) Membersihkan bagian sisi dan permukaan gesek cakram dengan skrap / kertas gosok. Jika berkarat keras, harus digerinda.
|

2) Membersihkan busing, batang dan tabung pengantar, jika pada pemeriksaan gerakkan kaliper berat. Kemudian beri vet temperatur tinggi.
Catatan :
Untuk melepas kaliper dari kerangka, angkat dahulu kaliper ( Lihat pada saat melepas balok rem ). Setelah itu, geser kaliper ke samping sehingga lepas dari batang pengantar tetap. Untuk menyederhanakan pekerjaan, gantung kaliper dengan tali ( Slang rem tidak perlu dilepas ).
|

e. Pemasangan
1) Memasang balok-balok rem pada dudukannya dalam kerangka, dengan memperhatikan dudukan klip-klipnya
|

Jika busing, batang dan tabung pengantar pada busing dalam kaliper. Maka perlu memperhatikan vet dan karet pelindung kotoran
|

2) Memasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing kaliper pada batang pengantar tetap, dengan memperhatikan vet dan karet pelindung kotoran
|

3) Menurunkan kaliper, memasang dan mengeraskan baut pengikatnya pada kerangka.
|

Rem Tromol
a. Pembongkaran
1) Melepas roda
2) Memberi tanda pada tromol dan bagian pemusat pada flens roda, agar dapat dipasang kembali ke posisi semula. Posisi pemasangan yang berlainan dapat menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil bergetar pada saat direm.
|
|

3) Melepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas.
4) Melepas tromol
Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas gosok dan beri oli untuk memudahkan pelepasan tromol.
Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, maka tromol harus dilepas menggunakan treker baut yang ada pada tromol. Dengan memakai sekrup pada lubang – lubang ulir yang tersedia untuk pelepasan, sekrup ( biasanya M8 ) diputar bergantian setiap satu putaran kedalam sampai tromol terlepas
|

Apabila tidak ada lubang ulir untuk menarik tromol, maka tromol dapat dilepas dengan cara dipukul dengan palu baja pada sisi tromol, sampai tromol dapat dilepas.
|

Kalau tromol sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu rem harus distel lebih longgar. Pada tromol yang tua, kadang-kadang ada sisi karatan yang menghalangi pelepasannya.
![]() |
b. Pemeriksaan dan Pembersihan
1) Membersihkan bagian - bagian rem dengan kuas atau sikat, memakai sabun jika kotor keras.
2) Memeriksa kondisi dan pemasangan bagian – bagian sepatu pengikat rem : kedudukan ujung sepatu, kedudukan pegas, pemasangan batang penghubung, pengunci sepatu, kedudukan pegas, kedudukan ujung sepatu.
3) Memeriksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm, atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus diganti baru.
|

4) Memeriksa permukaan kanvas.
Apabila permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.
|

Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti baru
|

Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal.

|
5) Memeriksa kebocoran pada sil poros aksel ( hanya pada aksel rigit dengan penggerak roda ). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru.
6) Memeriksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru.
|

Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu silinder rem.
|

7) Mengontrol, apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan. Jika tidak, penyetel dibersihkan dan beri pelumas.
Macam – macam sistem penyetel sepatu rem :
a) Mur penyetel pada ujung silinder rem.
|

b) Batang mur penyetel antara sepatu rem.

|
c) Eksenter penyetel pada setiap sepatu rem
|

c. Pemasangan
1) Memberi vet sedikit pada pemusatnya agar tidak terjadi karatan dan pada baut pengikat roda
2) Memasang tromol kembali sesuai posisinya yang telah diberi tanda
3) Memasang kembali roda. Momen pengerasan mur roda adalah 70 – 120 Nm untuk mobil sedan, Colt dan sebagainya.
Catatan :
Sebelum memasang tromol, pemeriksaan fungsi rem tangan juga perlu dilakukan.
d. Penyetelan Sepatu Rem
Pada sistem pengikatan tromol dengan flens, roda harus dipasang untuk mendapat hasil penyetelan yang baik.
(jika roda tidak terpasang, tromol tidak tertekan teratur pada flensnya).
1) Merapatkan sepatu rem sampai menekan
|

2) Mengendorkan rem sampai roda dapat berputar bebas. Untuk itu, mur penyetel harus diputar kembali 3 – 6 gigi.
|

Catatan :
Kadang – kadang, sesudah penyetelan yang benar masih ada suara gesekan yang rendah. Hal itu tidak mempengaruhi fungsi rem, sejauh tidak ada hambatan gesek yang dapat dirasakan selama roda diputar dengan tangan. Suara tersebut terjadi, kalau sisi sepatu rem menggesek sedikit pada sisi tromol yang berkarat.
C. SISTEM KELISTRIKAN ( MOTOR STARTER )
1. Tujuan
Peserta diklat dapat :
a. Mengetes sistem starter pada mobil
b. Melepas dan memasang starter pada mobil
c. Mengetes starter pada test bench
2. Alat dan Bahan
- Kotak alat
- Multimeter
- Hidrometer
- Ampermeter 0-500 A
- Ohm meter
- Growler
- Mistar Sorong & feeler gauge
- Dial Indikator
- Timbangan balik
- Mobil atau engine stand
- Starter
- Kabel penghubung
- Vet
- Majun
3. Keselamatan Kerja
a. Tidak menstart mesin selama masih ada orang yang bekerja pada mobil
b. Kopling selalu harus ditekan.
4. Dasar Teori
Motor Starter
|

Fungsi motor stater :
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
a. Tekanan kompresi
b. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
c. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
Prinsip dasar motor stater :
Pada kumparan yang dialiri arus listrik , maka pada ini kumparan itu akan timbul medan magnet. Motor stater terdiri dari kumparan jangkar ( armature coil) yang ujungnya terdapat komutator , kumparan medan ( field coil ) yang terdapat inti besi yang mampu berubah menjadi magnet karena pengaruh aliran listrik yang diberikan.
Field coil dan armature coil dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan arus baterai melalui komutator, maka pada armature coil akan berubah menjadi magnet dan pada field coil juga akan berubah menjadi magnet . Magnet dari inti kumparan tersebut sama , maka akan saling menolak . Hal ini akan dapat menghsilkan putaran pada armature coil . Armature coil tersusun dari beberaapa kumparan , maka putran yang dihasilkan akan menjadi besar,. Dengan demikian kemampuan putar dan tingginya tingginya putaran motor stater ditentukan oleh beberapa faktor meliputi :
a. Besarnya gaya magnet pada field coil.
b. Besar arus listrik yang mengalir pada kumparan.
c. Banyaknya kumparan pada armature coil.
Untuk menghasilkan putaran yang tinggi sekarang banyak dikembangkan motor stater dengan empat buah sikat arang yang dihubungkan ke armature coil dari sumber arus yaitu dua sikat positif dan dua sikat negatif.
- Langkah Kerja
a. Pembongkaran
1) Membuka mur pengikat klem kabel utama ke motor starter
2) Melepas baut – mur pemegang solenoid
|

3) Melepas solenoid dari motor starter. Mengoyang – goyangkan solenoid supaya plunyernya terlepas dan tuas pengerak
|

4) Membuka tutup bantalan
5) Memeriksa celah samping poros anker antara plat pengunci dan kerangka ujung menggunakan feeler gauge
Membandingkan hasil pengukuran dengan buku petunjuk
|

6) Membuka plat pengunci, pegas dan ring/karet
7) Membuka dua baut panjang dan keluarkan kerangka ujung komutator
|

8) Melepas pegas – pegas sikat dan sikat – sikat dari pemegangnya dengan sepotong kawat baja
|

9) Melepas pemegang sikat dari armature
|

10) Membuka kerangka kumparan medan dari rumah penggerak pinion
|

11) Membuka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion
12) Melepas armature dari rumah pengerak
|

13) Mengeluarkan cincin penyetop dari ring pengunci dengan alat khusus
14) Melepas ring pengunci
15) Mengeluarkan pinion beserta kopling jalan bebas dan poros armature
|

b. Pemeriksaan
Mengetes gulungan armature
1) Memeriksa gulungan armature menggunakan Ohm meter terhadap hubungan singkat dengan massa
Jika ada hubungan singkat dengan massa armature diganti / diperbaiki
|

2) Memeriksa hubungan segmen – segmen komutator menggunakan Ohm meter terhadap kemungkinan putus pada gulungan
|

3) Dengan gulungan armature terhadap hubungan singkat dengan massa menggunakan growler. Meletakkan atmature pada tester dan Menempelkan sebilah plat atau daun gergaji di atas armature, bila plat bergetar keras, ada hubungan singkat.
|

Memeriksa komutator, sikat, pemegang sikat dan kopling jalan bebas.
4) Memeriksa komutator terhadap kotor dan terbakar bila kotor bersihkan dengan kertas gosok no. 400.
5) Memeriksa run out komutator dengan dial indicator.
|

Run out maksimum : 0,05 mm
Apabila run out komitator melebihi standarnya, maka dapat diperbaiki dengan mesin bubut.
6) Memeriksa diameter komutator dengan mikrometer / mistar sorong
7) Membandingkan hasil pengukuran kelonjongan dan diameter dengan ketentuan pada buku petunjuk
|

Diameter standar : 28 mm
Diameter minimum : 27 mm
Apabila diameter komutator kurang dari minimum, maka armature lebih baik diganti.
8) Memeriksa segmen – segmen komutator terhadap kebersihan alur – alur segmen.
9) Memperbaiki dengan gergaji atau frais komutator jika alur – alur segmen kedalamannya kurang dari minimum.
|

Kedalaman minimum : 0,2 mm
Apabila kedalaman alur-alur pada komitator kurang dari minimum, maka komutator harus diperbaiki menggunakan daun gergaji
10) Memeriksa permukaan bidang kontak sikat – sikat dan membersihkannya bila kotor
11) Mengukur panjang sikat – sikat menggunakan jangka sorong.
Mandingkan dengan ukuran minimal pada buku petunjuk, kalau terlalu pendek ganti dengan yang baru
|

Panjang sikat arang standar : 14,0 mm
Panjang sikat arang minimum : 8,0 mm
Apabila panjang sikat arang kurang dari minimum, maka sikat harus diganti
12) Memeriksa tekanan pegas sikat dengan timbangan tarik
Membandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk hasil pengukuran dibaca saat pegas sikat lepas dari sikat
|

Beban pada pegas terpasang : 8,8-17,7 N (0,9-1,9 kgf)
Apabila beban tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pegas harus diganti.
13) Memeriksa pemegang sikat positif mennggunakan Ohm meter terhadap hubungan singkat dengan sikat negative
|

14) Memeriksa roda gigi pinion dan poros ulir memanjang terhadap aus dan cacat
15) Memeriksa kopling jalan bebas
Bila diputar searah jarum jam pinion berputar bebas ; diputar berlawanan arah jarum jam pinion terkunci
|

Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmmeter – Pipser
16) Memeriksa kumparan medan menggunakan Ohm meter terhadap kemungkinan putus gulungan
|

17) Meneriksa kumparan medan terhadap hubungan singkat dengan massa
|

c. Membersihkan komponen – komponen
1) Memersihkan pinion beserta kopling jalan bebas : tanpa dicuci
2) Memersihkan dengan bensin komponen - komponen lainnya : jangan sampai basah kuyup
3) Mengeringkan komponen yang dicuci : ring – ring jangan sampai hilang
d. Perakitan
1) Menempatkan pinion pada poros armature (skema vet)
2) Menempatkan cincin penyetop pada poros armature
3) Memasang ring pengunci
|

4) Memeriksa bahwa ring pengunci terpasang dengan benar dengan cara menekan ring pengunci dengan ragum
|

5) Memukul dengan obeng pinion dalam usaha memasukan cincin penyetop ke dalam ring pengunci (skema vet)
|

6) Memasang tuas penggerak pinion pada rumah penggerak (skema vet)
7) Memasang armature beserta pinion pada rumah penggerak (skema vet)
8) Memasang kerangka kumparan medan pada armature
|

9) Menempatkan pemegang sikat di atas poros armature
10) Memegang pegas sikat serta memasang sikat pada pemegang sikat dengan sepotong kawat baja
|

11) Memasang kerangka ujung pada poros armature dan pasang 2 baut panjang (skema vet)
12) Memasang karet, pegas dan plat pengunci (skema vet)
13) Mengukur celah samping armature antara plat pengunci dan kerangka ujung
14) Memasang tutup bantalan dengan dua sekrup (skema vet)
|

15) Mengaitkan solenoid pada tuas pengerak. Memasang baut / mur pengikat solenoid (skema vet)
16) Memasang klem kabel utama ke motor starter
|

PETUNJUK
Skema Vet
Bagian – bagian yang diberi oli atau vet
![]() |
Penjelasan
1 = Diberi gemuk tipis berarti | dioles gemuk sedikit sekali asal merata dan terbentuk lapisan film |
2 = Diberi gemuk ringan berarti | diberi gemuk cukup dan tidak berlebihan.Tebal lapisan vet ± 0,1 mm |
3 = Diberi gemuk tebal berarti | diberi gemuk banyak. Tebal lapisan ± 0,5 – 1 mm |
4 = Diberi oli ringan berarti | diberi gemuk oli sedikit asal merata dan terbentuk lapisan film |
Tabel 3.1. Skema vet
D. PEMINDAH TENAGA ( KOPLING )
1. Tujuan
Peserta diklat dapat melepas, memeriksa, mengganti dan memasang kopling
2. Alat dan Bahan
b. Alat pengangkat mobil
c. Penyangga dan penyanga transmisi
d. Kotak alat
e. Lampu kerja
f. Alat pengisi oli
g. Bak Oli
h. Mobil Kijang
i. Vet
j. Majun
3. Keselamatan Kerja
Berhati-hati sewaktu melepas transmisi, jangan sampai jatuh.
Menghindarkan tumpahan oli pada baterai.
4. Dasar Teori
Mekanisme Kopling
a. Komponen kopling

|
Sistem kopling (clutch) terletak diantara mesin dan sistem penggerak (transmisi), seperti diperlihatkan pada gambar di samping. Fungsi kopling yaitu sebagai penerus putaran mesin ke sistem penggerak
![]() | ||
|
Sistem kopling terbagi dalam sejumlah komponen yang masing-masing memiliki fungsi saling mendukung bagi optimalisasi tugas penerus putaran mesin ke sistem penggerak. Satu set kopling terdiri dari pelat/piringan kopling (clutch disc), matahari (cover clutch), roda gila (flywheel), dan laher kopling (release bearing).
b. Prinsip Kerja Kopling
![]() |
Gambar 4.3. Prinsip Kerja Kopling
Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel) danpelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi. ( Sumber : http://www.saft7.com/)
5. Langkah Kerja
a. Pembongkaran
1) Melepas terminal negatif pada baterai
2) Mengangkat mobil dan pasang penyangga
3) Melepas baut – baut unit penekan, satu putaran secara bergantian sampai tekanan pegas kopling bebas.
![]() |
Gambar 4.4. Pelepasan Kopling
4) Mengeluarkan unit kopling dari roda gaya
![]() | 1. Plat kopling 2. Unit penekan |
Gambar 4.5. Pelepasan Kopling dari Flywheel
b. Pemeriksaan
1) Plat kopling
![]() | Kondisi kanvas (jika terbakar atau kotor oli ganti) Tebal kanvas dengan paku keling, minimal 0,3 mm | |
![]() | Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan – goresan yang berlebihan perbaiki dengan mesin bubut Kondisi pegas diafragma (retak, miring) | |
![]() | Kondisi pegas strip atau pemegang unit penekan kemungkilnan retak atau keling longgar | |
![]() | Keausan ujung pegas diafragma maksimum a). Kedalaman : 0,6 mm b). Lebar : 5,0 mm |
![]() | Kondisi naf terhadap kelonggaran Kondisi karet/pegas (pecah atau longgar, ganti) |
Gambar 4.6. Pemeriksaan Plat Kopling
2) Roda gaya dan kelengkapannya
![]() | Kondisi permukaan gesek tergores atau aus Kondilsi cincin gigi starter terhadap kerusakan Kebocoran pada sil oli poros engkol Kondisi bantalan pilot (macet, kebebasan) |
Gambar 4.7. Pemeriksaan Flywheel
3) Bantalan & garpu pembebas
![]() | |
![]() | Kondisi bantalan pembebas kemungkinan macet atau longgar Jangan mencuci bantalan pembebas dengan bensin atau solar |
![]() | Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau keausan, ganti) Kondisi pegas pengikat bantalan & garpu pembebas (lemah, putus) |
Gambar 4.8. Pemeriksaan Garpu Pembebas dan Bantalan
c. Pemasangan
Melakukan langkah pemasangan sesuai dengan urutan kebalikan dari langkah pembongkaran, sedangkan langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam pemasangan adalah :
![]() | Memberi vet sedikit pada bagian – bagian berikut : Bantalan pilot pada roda |
![]() | Alur busing bantalan pembebas Alur – alur poros input transmisi |
![]() | Tempat persinggungan antara garpu pembebas dengan busing Tempat pivot garpu pembebas |
Gunakan vet grafit atau vet yang tahan terhadap temperatur tinggi |
Gambar 4.9. Pemberian Vet
d. Petunjuk Pemasangan
- Plat Kopling
![]() | Memperhatikan arah pemasangan plat kopling (bagian menonjol di belakang) Menghindarkan plat kopling dari oli atau gemuk Mengamplas permukaan bidang gesek plat kopling & roda | |||||
![]() | Mengembalikan tanda pemasangan unit kopling Mengunakan alat pemusat kopling sewaktu memasang unit kopling, bila plat kopling tidak disenter maka poros input transmisi tidak bisa masuk pada bantalan pilot | |||||
![]() | Mengencangkan baut – baut unit penekan roda | |||||
Gambar 4.10. Pemasangan Unit Kopling
e. Pengontrolan unit kopling
Dudukan pegas diafragma terhadap pemasangan
![]() | Pemasangan unit kopling yang normal, bila pegas diafragma sama tingginya dan sejajar dengan roda | ||
![]() | Bila plat kopling tipis atau permukaan bidang gesek dan unit penekan aus, maka pegas diafragma tidak sejajar sehingga ujiung pegas dilafragma lebih menonjol keluar | ||
![]() | Ujung pegas diafragma agak ke dalam bila plat kopling lebih tebal dari ukuran standar pada roda |
Gambar 4.11. Pengontrolan Unit Kopling
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan Praktek Industri, ternyata kami dapat mengambil begitu banyak manfaat. Dari uraian bab-bab sebelumnya, kami dapat mengambil kesimpulan yang melingkupi segala pelaksanaan PI dan dari laporan ini, yaitu :
1. Kami selaku peserta PI banyak mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri.
2. Di dalam dunia usaha dibutuhkan keuletan, kesabaran, kedisiplinan, kemandirian, kecermatan, kerja keras, profesionalisme sebagai bekal bagi siswa SMK.
3. PI dapat membuka wawasan dan pengalaman baru mengenai seluk beluk dunia industri yang tidak kami dapatkan di sekolah.
4. Dengan PI membuat pemahaman tentang keteknikkan semakin meningkat, karena dihadapkan langsung pada permasalahan apa yang dialami kendaraan
5. Motivasi dan mengilhami siswa untuk semakin memiliki jiwa kewirausahaan yang menjadi ciri siswa SMK.
6. Sebagai bengkel kendaraan dan spare part perbengkelan, RALLY tidak hanya memberikan ilmu otomotif namun juga cara-cara pembuatan ataupun perakitan alat-alat otomotif seperti : hidrolis pengangkat mobil, air compressor dll.
7. PI dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tanggug jawab, kemandirian, kejujuran, pantang menyerah dan kedisiplinan.
B. SARAN
Setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja Industri, tentunya banyak kekurangan-kekuragan dalam pelaksanaan praktek tersebut. Saran kami dalam Praktek Kerja Industri yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya :
1. Bagi pihak sekolah
a. Penyelenggaaan PI hendaknya tidak dimulai saat masa liburan sekolah.
b. Pengontrolan Pembimbing PI ke bengkel lebih diperbanyak.
2. Bagi pihak bengkel
a. Mengontrol dan mengarahkan praktikan, agar lebih cepat menguasai suatu keterampilan yang sedang dipelajari.
b. Memperhatikan keluhan dan saran dari para mekanik maupun Praktikan.
C. DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktek Kerja Industri Bagong Motor 2009.
Modul Otomotif VEDC
Buku Pedoman Reparasi Toyota Mesin Seri K
0 comments:
Posting Komentar