Asalamualaikum. Selamat datang di blog saya. Semoga isi dari blog ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa dikomentari atau disharekan :) SUKSES BERAWAL DARI SEBUAH KEGAGALAN YANG DIBENAHI DAN DILAKUKAN TANPA MENGENAL LELAH. KAMU HARUS BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN!!!

Sabtu, 31 Desember 2011

Laporan Praktik Industri SMK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Latar belakang praktek kerja industri dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :
1.      Menurut GBHN 1993, telah memberikan arahan yang jelas bagi pembangunan untuk mengahadapi masa datang. Titik berat pembangunan PJPT II adalah pembangunan ekonomi dan seiring itu pembangunan sumber daya manusia harus secara jelas berperan membentuk  peserta didik menjadi aset bangsa yang akan menjadi manusia yang produktif dan berpenghasilan. Pencapaiannya dengan pelaksanaan praktek kerja industri yang merupakan perpaduan saling mengisi dan saling melengkapi antara pendidikan di sekolah dan keahlian profesi yang didapat melalui pengalaman kerja.
2.      Sesuai SK MENDIKBUD No. 080/U/1993 tentang kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan bahwa semua siswa SMK diwajibkan mengadakan praktek kerja industri, sedang waktu pelaksanaannya maupun jangka waktu yang diberikan diatur oleh pihak sekolah. Demikian halnya bagi siswa SMK N 2 Yogyakarta sebagai salah satu sekolah kejuruan, semua siswa diwajibkan melaksanakan praktek kerja industri yang diatur oleh masing – masing jurusan yang terkait sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional.
3.      Adanya era globalisasi yang membawa dampak ganda. Di satu sisi era ini membawa iklim perubahan yang semakin terbuka untuk bekerja sama saling mengisi dan saling melengkapi. Sedangkan sisi lainnya membawa persaingan yang semakin ketat dan tajam, salah satunya masalah ketenagakerjaan. Oleh karena itu, Bangsa Indonesia sebagai negara besar sudah waktunya menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing tinggi atau profesioanal dan digunakan oleh bangsanya sendiri, bukan bangsa asing.
B.           VISI DAN MISI SMK N 2 YOGYAKARTA

            SMK N 2 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang berbasic kejuruan yang di dalamnya  terdapat beberapa program keahlian. Dengan hal tersebut sekolah mempunyai visi dan misi sebagai tolak ukur proses pendidikan di SMK N 2 Yogyakarta. Berikut adalah visi dan misi SMK N 2 Yogyakarta.
1.      Visi
         Menjadi lembaga pendidikan dan pelatahan kejuruan bertaraf internasional dan nerwawasan lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu berwirausaha, beriman dan bertaqwa
2.      Misi
a.       Melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis ICT dan berkelanjutan.
b.      Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi kualifikasi dan kopetensi standar.
c.       Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yanng nyaman memenuhi standar kualitas dan kuantitas.
d.      Mengembangkan kurikulu, metodologi pembelajaran dan sistem penilaian berbasis kom-petensi.
e.       Menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based Training) dan PBE (Production-Based Education) mengunakan bilingual dengan pendekatan ICT.
f.       Membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam maupun luar negeri.
g.      Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik lalpu mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia.
C.    VISI DAN MISI TEKNIK KENDARAAN RINGAN
1.      Visi
-    Unggul Dalam IPTEK, berdasarkan iman dan taqwa dan berbudaya.
2.      Misi
a.       Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas, karya, inovasi dan penyaluruan minat beserta bakat.
b.      Melaksanakan pendidikan, pengajaran yang efektif dan efisien.
c.       Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama, beretika, berbudaya sehingga menjadi manusia yang bijaksana.

D.    TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Praktek Industri yang dijalankan oleh SMKN 2 Yogyakarta bertujuan :
1.      Menambah waawasan siswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
2.      Menambah wawasan siswa tentang kemajuan teknologi terbaru di pasaran.
3.      Menerapkan dan membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan di dunia kerja yeng sesungguhnya.
4.      Mendorong dan memberikan semangat kepada siswa untuk berwiraswasta.
5.      Menciptakan bibit pekerja yang terampil dan disiplin.
6.      Membrkali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten.
7.      Melaksanakan proses peawatan dan perbaikan motor otomotif.
8.      Melaksanakan proses perawatan dan perbaikan sisten pemindah tenaga otomotif.
9.      Melaksanakan perawatan chassis dan suspensi otomotif.
10.  Melaksanakan perawatan sistem kelistrikan otomotif


E.           HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Hasil yang ingin dicapai atau diharapkan dari pelaksanaan praktek kerja industri adalah:
1.      Mempercepat pemahaman materi yang disampaikan di sekolah sehingga mendapatkan ketermpilan yang cukup dalam waktu singkat.
2.      Memahami hal-hal yamg perlu diperhatikan jika ingin bergelut di dunia usaha.
3.      Mampu menangani permasalahan yang ada sesuai dengan kondisi saat ini.





















BAB II
URAIAN KEGIATAN
         Selama kami melaksanakan praktek industri di RALLY AUTO CARE STATION kami menjumpai banyak jenis mobil yang sebagian besar adalah mobil merek TOYOTA. Untuk itu kami meyusun laporan yang membahas tentang mobil merek TOYOTA khususnya jenis KIJANG. Beberapa pekerjaan yang kami lakukan antara lain sebagai berikut:
A.    TUNE UP MOTOR BENSIN
Pekerjaan engine tune up atau tune up mesin adalah tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin pada taraf kerja mesin yang optimal, yaitu dengan menyetel ulang, membersihkan, atau mengganti komponen mesin yang sudah rusak. Keuntungannya, penggunaan bahan bakar lebih efisien, kendaraan siap digunakan, umur mesin lebih panjang. ( Sumber : Buku Manual Toyota 5K)
1.      Sistem pendinginan
Panas hasil pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi tenaga penggerak, sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian lagi diserap oleh bagian-bagian mesin.
Panas yang diserap ini harus dibuang juga keluar agar panas mesin tidak berlebilan (over heating), sebab panas yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kerja mesin dan menyebabkan kerusakan yang fatal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan.
Ada dua cara sistem pendinginan pada mesin, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air. Tetapi yang lebih umum digunakan pada mobil adalah sistem pendinginan air.
Gambar 1.1. Radiator
 
Sistem pendinginan air di lengkapi dengan radiator, pompa air, termostat, kipas angin, mantel dan komponen palengkap lainnya. bersirip, yang dapat dilalui air pendingin dari tangki atas ke tangki bawah. Komponen lain yang bersatu dengan radiator adalah tutup radiator, tangki cadangan, selang atas, selang bawah, dan katup pembuang.
a.       Tutup radiator
Text Box:        Gambar 1.2. Tutup radiatorTutup radiator selalu berfungsi menutup lubang pemasukan air radiator, juga mempertahankan keadaan air agar tidak mendidih meskipun suhunya mencapai l00"C atau lebih. Suhu yang tinggi menyebabkan volume dan tekanan air bertambah. Bila tekanan air dan uapnya naik, maka katup pengaman pada tutup radiator akan menjadikan membebaskannya melalui pipa pembuangan dan tangki.
b.      Tangki cadangan
      Bila volume air dari radiator memuai karena naiknya suhu, maka air pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki cadangan. Sebaliknya bila suhu turun, air yang ada dalam tangki akan kembali ke radiator. Ini diatur oleh katup pengaman pada tutup radiator.
c.       Pompa air
      Pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin. Umumnya yang banyak digunakan adalah jenis sentrifugal. Pompa air ini ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas (V belt).
d.      Termostat
      Termostat berfungsi mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin kemudian mempertahankan temperatur kerja tersebut pada saat mesin bekerja. Jika air masih dingin katup termostat tertutup, sirkulasi air tidak melalui radiator tetapi langsung melalui pipa bypass. Jika air sudah terlalu panas, katup temostat terbuka dan sirkulasi air melalui radiator.
e.       Kipas pendingin .
      Bila kendaraan tidak bergerak, udara luar tidak akan cukup mendinginkan radiator, oleh karena itu diperlukan kipas pendingin untuk membantu mendinginkan radiator.
Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh poros engkol melalui tali kipas.
Pemeriksaan pada sistem pendinginan :
a.       Memeriksa kualitas air pendingin dari kemungkinan : keruh,kotor,bercampur oli atau karat.
       Gambar 1.3. Pemeriksaan air pendingin
 
 


b.      Memeriksa tinggi air pendingin pada tangki cadangan. Tinggi air pendingin harus berada antara garis low & full. Jika kurang ditambahkan hingga batas full.
c.       Memeriksa kerusakan pada radiator, selang, kebocoran klem, dan kebocoran air pendingin.
d.      Memeriksa  kerja tutup radiator
       Gambar 1.4. Pemeriksaan  tutup radiator
 
 


Dengan menggunakan alat test tutup radiator (radiator cap tester)
Memeriksa kondisi pegas dan katup vacum dari tutup radiator.
            Tekanan pembukaan katup : 0.75-1.05 kg/cm²
Limit : 0.6 kg/cm²(Toyota 5K)
2.      Memeriksa/ mengganti / menyetel tali kipas
a.       Memeriksa tali kipas dari kemungkinan aus/ retak. Jika terjadi kerusakan, Melakukan penggantian untuk menghindari tali kipas putus.
b.      Memeriksa kekerasan tali kipas. Bila terlalu kendor / terlalu kencang, Melakukan penyetelan.
Lenturan tali kipas pada tekanan 10 kg :
1)      Pompa air - alternator  : 7-11 cm
2)      Engkol - kompresor     : 12-16 cm
       Gambar 1.5. Van Belt
 
 



c.       Memeriksa persinggungan antara tali kipas dan pully.
3.      Oli mesin
a.       Memeriksa tinggi oli pada stick oli. Oli harus berada pada tanda full. Jika kurang menambahkan oli hingga tanda full.
       Gambar 1.6. Pemeriksaan kuantitas oli
 
 

b.      Memeriksa kualitas oli mesin. Jika kotor, bercampur air/ berubah warna, oli mesin harus diganti.






       Gambar 1.7. Pemeriksaan kualitas oli
 
 


4.      Saringan udara dan saringan bensin
a.       Memeriksa / membersihkan dan mengganti saringan udara
Gambar 1.8. Pembersihan saringan udara
 

1)      Melepas saringan udara dari dudukannya.
2)      Memeriksa keadaan saringan udara dari kemungkinan kotor / retak.
3)      Membersihkan saringan udara dengan menyemprotkan udara bertekanan dari arah dalam keluar.
4)      Selanjutnya meyemprot bagian luar lalu sekali lagi dari dalam.
b.      Memeriksa / membersihkan dan mengganti saringan bensin.
Gambar 1.9. Saringan bensin
 
 

1)      Melepas saringan bensin dari dudukannya.
2)      Memeriksa keadaan saringan bensin secara visual.
3)      Membersihkan saringan bensin dengan menyemprot udara bertekanan dari arah output ke input.
4)      Melakukan penggantian saringan bensin jika sudah terlalu kotor.
5.      Baterai
a.       Pemeriksaan secara visual
1)      Memeriksa kondisi kotak baterai dari kemungkinan retak.
2)      Memeriksa terminal dan klem pengikatnya dari kemungkinan longgar, berkarat atau kotor.
3)      Membersihkan terminal aki dari kemungkinan sulfatisasi.
Gambar 1.10. Pul aki
 


b.      Memeriksa tinggi elektrolit.         
1)      Memeriksa tinggi elektrolit yang ada pada kotak baterai. Tinggi elektrolit harus berada antara batas upper dan lower.
2)      Menambahkan air suling bila kurang hingga batas upper.
c.       Memeriksa / mengukur berat jenis elektrolit.
Berat jenis : 1.25-1.27 pada suhu 20o C.
            6.      Platina dan sudut pengapian.
a.       Memeriksa celah platina.
1)      Memposisikan celah platina pada keadaan membuka penuh.                                               
2)      Memeriksa celah platina dengan menggunakan filler gauge                                                                          
Spesifikasi : celah platina : 0.45 mm
b.      Menyetel sudut saat pengapian.
1)      Menempatkan tanda pada puli poros engkol pada sudut 5 derajat.
2)      Mengendorkan baut pemegang distributor terhadap duduknnya.
3)      Menempatkan kunci kontak pad posisi ON.
4)      Memposisikan kabel coil pada massa (diberi celah)
5)      Memutar-mutar distributor sampai terjadi percikan bunga api pada kabel coil.
6)      Mengencangkan kembali baut pengikat distributor terhadap dudukannya.
7.      Busi dan kabel tegangan tinggi
a.       Memeriksa busi
1)      Melepas busi dan memeriksa secara visual keadaan busi.
2)      Membersihkan busi menggunakan amplas dan sikat kawat.
3)     
Gambar 1.11. Pembersihan dan penyetelan celah busi

 
Menyetel celah busi menggunakan filler gauge.  
Celah busi: 0.7-0.9 mm.
b.      Memeriksa kabel tegangan tinggi
1)      Melepas semua kabel tegangan tinggi.
2)      Memeriksa secara visual keadaan kabel tegangan tinggi dari kemungkinan retak, rusak atau putus.
3)      Mengukur tahanan kabel busi dengn menggunakan ohm meter.
Jika tidak ada tahanan mengganti kabel busi. Tahanan maks.: 25 Ohm.

Gambar 1.12. Pemeriksaan kabel busi
 
 


8.      Menyetel celah katub.
a.       Menghidupkan  mesin sampai mencapai suhu kerja.
b.      Memposisikan piston silinder 1 pada TMA akhir langkah kompresi.
c.       Menyetel celah katub.
Gambar 1.13. Penyetelan Katub
 








Top 4 akhir langkah kompresi
 
Top 1 akhir langkah kompresi
 
Gambar 1.14. Urutan katub yang disetel
 
 




d.      Memutar poros engkol 360 derajat.
e.       Menyetel celah katub pada katub-katub yang belum disetel pada Top 1 akhir langkah kompresi. Spesifikasi katub hisap: 0.20 mm, buang: 0.30mm.(Toyota kijang 5K)
9.      Menyetel campuran idle.
Pada  mesin yang masih menggunakan karburator, campuran idle distel secara manual. Tetapi di dalam bengkel penyetelan campuran idle jarang dilakukan, kecuali kalau ada keluhan pada sistem bahan bakar.
Cara menyetel campuran idle pada mesin yang menggunakan karburator:
a.       Menaikkan putaran mesin sedikit agar mesin tidak mati saat penyetelan.
b.      Memutar baut penyetel campuran idle hingga putaran mesin mulai menurun, lalu memutar baut penyetel ke arah sebaliknya hingga putaran  mesin mulai menurun.
c.       Memutar baut penyetel hingga posisi tengah.
Gambar 1.15. Penyetelan idle

 
 

d.      Memutar baut pengatur Rpm sesuai spesifikasi: putaran idle: 750 rpm   
10.  Test kompresi
Memeriksa tekanan kompresi
a.       Menghidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja.
b.      Melepas semua busi.
Gambar 1.16. Test kompresi
 

Sumber : www.jspecauto.com
 
 


c.       Melepas kabel tegangan dari coil dan massakan.
d.      Memasang compression tester.
e.       Membuka katup throttle sepenuhnya.
f.       Menstarter mesin 5-7 detik
g.      Membaca hasil pegukuran dan mengulanginya 3 kali untuk tiap sillinder.
Gambar 1.17. Test kompresi
 

Sumber : www.jspecauto.com
 
 


Spesifikasi tekanan kompresi(kg/cm²)

Mesin 5K
Selain 5K
Standar
12,6
11,0
limit
9,5
9,0
Tabel 1.1. Spesifikasi tekanan kompresi
Perbedaan tekanan antar masing-masing silinder adalah 1,0 kg/cm².

B.     SISTEM REM
  1. Tujuan
a.       Memeriksa fungsi dan kondisi rem cakram dan rem tromol
b.      Melepas dan memasang balok rem dan kaliper serta macam-macam konstruksi rem tromol
c.       Memeriksa kondisi balok rem, cakram dan kaliper
d.      Membersihkan cakram dan rem romol
e.       Membersihkan dan melumasi baut dan tabung pengantar kalipe
f.       Menyetel rem tromol
  1. Alat dan Bahan

a.       Pengangkat mobil
b.      Penyangga
c.       Kunci roda
d.      Kotak alat
e.       Sikat baja
f.       Sikat baja
g.      SST penyetel sepatu rem
h.      Mistar sorong
i.        Lampu kerja
j.        Kunci momen
k.      Mobil
l.        Minyak rem
m.    Alat cuci
n.      Kertas gosok
o.      Vet temperatur tinggi
p.      Majun

  1. Keselamatan Kerja
a.       Pemasangan penyangga mobil harus baik 
b.      Menghindarkan cat mobil dari cairan rem, jika terjadi tumpuhan/tetesan cairan rem pada cat, langsung membersihkannya dengan air.
  1. Dasar Teori
Sistem Rem
Gambar 2.1. Sistem Rem
 
Prinsip rem adalah merubah energi panas menjadi energi gerak. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek/benda.
Sistem rem berfungsi untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan sesuai keinginan pengemudi.
Macam-macam rem menurut penggunaannya :
a.       Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
b.      Rem kaki digunakan untuk mengontrol pemberhentian kendaraan. menurut mekanismenya rem kaki dibedakan menjadi dua yaitu rem hidrolik dan rem pneumatic.
c.       Rem pembantu digunakan pada kombinasi rem biasa yang digunakan pada kendaraan berat.
Gambar 2.2. Rem cakram
 


Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang berputar bersama –sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat mencepit ckram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik.
  1. Langkah Kerja
Rem Cakram
a.       Pemeriksaan awal
1)      Mengangkat mobil
2)      Meminta tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem.
3)      Memeriksa apakah rem cakram pada kedua roda bekerja
Gambar 2.3. Memutar roda
 


4)      Melepaskan pedal rem.
5)      Memeriksa, apakah roda dapat berputar bebas. Jika terdapat  sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah.
Gambar 2.4. Pemeriksaan kerja cakram
 


6)      Melepas roda
7)      Mengontrol tebal balok rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa balok rem. Kanvas tidak boleh terlepas dari plat dudukannya dan tebal minimal kanvas harus 2 mm.
Gambar 2.5. Mengontrol tebal kanvas
 

Apabila pada pemeriksaan awal tersebut diketahui bahwa kondisi rem cakram tidak baik, maka rem cakram harus diperbaiki.
Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur
3
 
2
 
9
 
4
 
8
 
5
 
6
 
7
 
Gambar 2.6. Susunan rem cakram
 
5
 
1
 


Keterangan gambar :

1.       Kaliper luncur
2.       Rangka tetap
3.       Balok rem ( pad )
4.       Batang pengantar
5.       Busing pengantar
6.        Tabung pengantar
7.        Baut pengantar
8.        Karet pelindung kotoran
9.       Klip

b.      Pembongkaran
1)      Melepas baut pengunci kaliper
Gambar 2.7. Melepas kaliper
 


2)      Mengangkat kaliper dan mengeluarkan balok-balok rem
Gambar 2.8. Pembongkaran
 

c.       Pemeriksaan
1)      Memeriksa kondisi balok rem.
Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.
Gambar 2.9. Tebal kanvas
 


2)      Memeriksa kondisi cakram.
Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerinda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beralur tidak mempengaruhi fungsi rem.
Gambar 2.10. Cakram
 


Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru.
Tebal baru  :  7 – 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm
Gambar 2.11. Tebal cakram
 


3)      Memeriksa fungsi torak.
Meminta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air. Pada waktu itu, cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk menghindarkan tumpahan cairan rem.
Gambar 2.12. pemeriksaan visual torak
 


Catatan : Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar / lepas.
4)      Memeriksa busing, batang dan tabung pengantar.
Denagn cara memasang kaliper pada  kerangka, kemudian mengeraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya berat atau macet, maka busing, batang dan tabung pengantar harus diperbaiki.
Gambar 2.13. Pemeriksaan visual kaliper
 
 

d.      Pembersihan
1)      Membersihkan bagian sisi dan permukaan gesek cakram dengan skrap / kertas gosok. Jika berkarat keras, harus digerinda.
Gambar 2.14. Permukaan gesek cakram
 


2)      Membersihkan busing, batang dan tabung pengantar, jika pada pemeriksaan gerakkan kaliper berat. Kemudian beri vet temperatur tinggi.
Catatan  :
Untuk melepas kaliper dari kerangka, angkat dahulu kaliper ( Lihat pada saat melepas balok rem ). Setelah itu, geser kaliper ke samping sehingga lepas dari batang pengantar tetap. Untuk menyederhanakan pekerjaan, gantung kaliper dengan tali ( Slang rem tidak perlu dilepas ).
Gambar 2.15. Membersihkan kaliper
 

e.       Pemasangan
1)      Memasang balok-balok rem pada dudukannya dalam kerangka, dengan memperhatikan dudukan klip-klipnya
Gambar 2.16. Memasang balok-balok rem
 

Jika busing, batang dan tabung pengantar pada busing dalam kaliper. Maka perlu memperhatikan vet dan karet pelindung kotoran
Gambar 2.17. Pemberian vet tabung penghantar
 

2)      Memasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing kaliper pada batang pengantar tetap, dengan memperhatikan vet dan karet pelindung kotoran
Gambar 2.18. Karet pelindung kotoran
 


3)      Menurunkan kaliper, memasang dan mengeraskan baut pengikatnya pada kerangka.
Gambar 2.19. Rakitan kaliper
 


            Rem Tromol
a.       Pembongkaran
1)      Melepas roda
2)      Memberi tanda pada tromol dan bagian pemusat pada flens roda, agar dapat dipasang kembali ke posisi semula. Posisi pemasangan yang berlainan dapat menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil bergetar pada saat direm.
Gambar 2.20. Pemberian tanda
 
tanda
 


3)      Melepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas.
4)      Melepas tromol
Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas gosok dan beri oli untuk memudahkan pelepasan tromol.
Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, maka tromol harus dilepas menggunakan treker baut yang ada pada tromol. Dengan memakai sekrup pada lubang – lubang ulir yang tersedia untuk pelepasan, sekrup ( biasanya M8 ) diputar bergantian setiap satu putaran kedalam sampai tromol terlepas
Gambar 2.21. Traker tromol
 


Apabila tidak ada lubang ulir untuk menarik tromol, maka tromol dapat dilepas dengan cara dipukul dengan palu baja pada sisi tromol, sampai tromol dapat dilepas.
Gambar 2.22. Cara melepas dengan dipukul
 

Kalau tromol sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu rem harus distel lebih longgar. Pada tromol yang tua, kadang-kadang ada sisi karatan yang menghalangi pelepasannya.

 






b.      Pemeriksaan dan Pembersihan
1)      Membersihkan bagian - bagian rem dengan kuas atau sikat, memakai sabun jika kotor keras.
2)      Memeriksa kondisi dan pemasangan bagian – bagian sepatu pengikat rem : kedudukan ujung sepatu, kedudukan pegas, pemasangan batang penghubung, pengunci sepatu, kedudukan pegas, kedudukan ujung sepatu.
3)      Memeriksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm, atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus diganti baru.
Gambar 2.24. Tebal kanvas
 


4)      Memeriksa permukaan kanvas.
Apabila permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.
Gambar 2.25. Permukaan kanvas
 


Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti baru
Gambar 2.26. Oli pada kanvas
 

Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal.
Gambar 2.27. Pemeriksaan visual kanvas
 
 

5)      Memeriksa kebocoran pada sil poros aksel ( hanya pada aksel rigit dengan penggerak roda ). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru.
6)      Memeriksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru.
Gambar 2.28. Silinder roda
 


Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu silinder rem.
Gambar 2.29. Pemeriksaan kebocoran silinder roda
 


7)      Mengontrol, apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan. Jika tidak, penyetel dibersihkan dan beri pelumas.
Macam – macam sistem penyetel sepatu rem  :
a)      Mur penyetel pada ujung silinder rem.
Gambar 2.30. Mur penyetel
 
     

b)      Batang mur penyetel antara sepatu rem.
     
Gambar 2.31. Mur penyetel
 
 

c)      Eksenter penyetel pada setiap sepatu rem
Gambar 2.32. Eksenter penyetel
 
     

c.       Pemasangan
1)      Memberi vet sedikit pada pemusatnya agar tidak terjadi karatan dan pada baut pengikat roda
2)      Memasang tromol kembali sesuai posisinya yang telah diberi tanda
3)      Memasang kembali roda. Momen pengerasan mur roda adalah 70 – 120 Nm untuk mobil sedan, Colt dan sebagainya.
Catatan  :
Sebelum memasang tromol, pemeriksaan fungsi rem tangan juga perlu dilakukan.
d.      Penyetelan Sepatu Rem
Pada sistem pengikatan tromol dengan flens, roda harus dipasang untuk mendapat hasil penyetelan yang baik.
(jika roda tidak terpasang, tromol tidak tertekan teratur pada flensnya).
1)      Merapatkan sepatu rem sampai menekan
Gambar 2.33. Merapatkan sepatu rem
 


2)      Mengendorkan rem sampai roda dapat berputar bebas. Untuk itu, mur penyetel harus diputar kembali 3 – 6 gigi.
Gambar 2.34. Mengendorkan sepatu rem
 


Catatan :
Kadang – kadang, sesudah penyetelan yang benar masih ada suara gesekan yang rendah. Hal itu tidak mempengaruhi fungsi rem, sejauh tidak ada hambatan gesek yang dapat dirasakan selama roda diputar dengan tangan. Suara tersebut terjadi, kalau sisi sepatu rem menggesek sedikit pada sisi tromol yang berkarat.

C.    SISTEM KELISTRIKAN ( MOTOR STARTER )
1.      Tujuan
Peserta diklat dapat :
a.       Mengetes sistem starter pada mobil
b.      Melepas dan memasang starter pada mobil
c.       Mengetes starter pada test bench
2.      Alat dan Bahan

  1. Kotak alat
  2. Multimeter
  3. Hidrometer
  4. Ampermeter 0-500 A
  5. Ohm meter
  6. Growler
  7. Mistar Sorong & feeler gauge
  8. Dial Indikator
  9. Timbangan balik
  10. Mobil atau engine stand
  11. Starter
  12. Kabel penghubung
  13. Vet
  14. Majun


3.      Keselamatan Kerja
a.       Tidak menstart mesin selama masih ada orang yang bekerja pada mobil
b.      Kopling selalu harus ditekan.
4.      Dasar Teori
Motor Starter
Gambar 3.1. Motor Starter
 


Fungsi motor stater :
       Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
a.       Tekanan kompresi
b.      Gesekan pada semua bagian yang bergerak
c.       Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
Prinsip dasar motor stater :
        Pada kumparan yang dialiri arus listrik , maka pada ini kumparan itu akan timbul medan magnet. Motor stater terdiri dari kumparan jangkar ( armature coil) yang ujungnya terdapat komutator , kumparan medan ( field coil ) yang terdapat inti besi yang mampu berubah menjadi magnet karena pengaruh aliran listrik yang diberikan.
         Field coil dan armature coil dirangkai secara  seri dan dihubungkan dengan arus baterai melalui komutator, maka pada armature coil akan berubah menjadi magnet dan pada field coil juga akan berubah menjadi magnet . Magnet dari inti kumparan tersebut sama , maka akan saling menolak . Hal ini akan dapat menghsilkan putaran pada armature coil . Armature coil tersusun dari beberaapa kumparan , maka putran yang dihasilkan akan menjadi besar,. Dengan demikian kemampuan putar dan tingginya tingginya putaran motor stater ditentukan oleh beberapa faktor meliputi :
a.       Besarnya gaya magnet pada field coil.
b.      Besar arus listrik yang mengalir pada kumparan.
c.       Banyaknya kumparan pada armature coil.
         Untuk menghasilkan putaran yang tinggi sekarang banyak dikembangkan motor stater dengan empat buah sikat arang yang dihubungkan ke armature coil dari sumber arus yaitu dua sikat positif dan dua sikat negatif.
  1. Langkah Kerja
a.       Pembongkaran
1)      Membuka mur pengikat klem kabel utama ke motor starter
2)      Melepas baut – mur pemegang solenoid
Gambar 3.2. Melepas  baut-mur pemegang selenoid
 


3)      Melepas solenoid dari motor starter. Mengoyang – goyangkan solenoid supaya plunyernya terlepas dan tuas pengerak
Gambar 3.3. Melepas solenoid
 

4)      Membuka tutup bantalan
5)      Memeriksa celah samping poros anker antara plat pengunci dan kerangka ujung menggunakan feeler gauge
Membandingkan hasil pengukuran dengan buku petunjuk
Gambar 3.4. Celah samping posos armature
 


6)      Membuka plat pengunci, pegas dan ring/karet
7)      Membuka dua baut panjang dan keluarkan kerangka ujung komutator
Gambar 3.5. Membongkar starter
 


8)      Melepas pegas – pegas sikat dan sikat – sikat dari pemegangnya dengan sepotong kawat baja
Gambar 3.6. Melepas sikat arang
 


9)      Melepas pemegang sikat dari armature
Gambar 3.7. Sikat arang
 

10)  Membuka kerangka kumparan medan dari rumah penggerak pinion
Gambar 3.8. Membuka kerangka kumparan medan
 


11)  Membuka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion
12)  Melepas armature dari rumah pengerak
Gambar 3.9. Melepas armature
 


13)  Mengeluarkan cincin penyetop dari ring pengunci dengan alat khusus
14)  Melepas ring pengunci
15)  Mengeluarkan pinion beserta kopling jalan bebas dan poros armature
Gambar 3.10. Melepas pinion
 


b.      Pemeriksaan
Mengetes gulungan armature
1)      Memeriksa gulungan armature menggunakan Ohm meter terhadap hubungan singkat dengan massa
Jika ada hubungan singkat dengan massa armature diganti / diperbaiki
Gambar 3.11. Pemeriksaaan hubungan singkat armature
 

2)      Memeriksa hubungan segmen – segmen komutator menggunakan Ohm meter terhadap kemungkinan putus pada gulungan
Gambar  3.12. Pemeriksaan kontinuitas komutator
 

3)      Dengan gulungan armature terhadap hubungan singkat dengan massa menggunakan growler. Meletakkan atmature pada tester dan Menempelkan sebilah plat atau daun gergaji di atas armature, bila plat bergetar keras, ada hubungan singkat.
Gambar 3.13. Pemeriksaan menggunakan growler
 


Memeriksa komutator, sikat, pemegang sikat dan kopling jalan bebas.
4)      Memeriksa komutator terhadap kotor dan terbakar bila kotor bersihkan dengan kertas gosok no. 400.
5)      Memeriksa run out komutator dengan dial indicator.
Gambar 3.14. Pemeriksaan kelonjongan komutator
 


Run out maksimum : 0,05 mm
Apabila run out komitator melebihi standarnya, maka dapat diperbaiki dengan mesin bubut.
6)      Memeriksa diameter komutator dengan mikrometer / mistar sorong
7)      Membandingkan hasil pengukuran kelonjongan dan diameter dengan ketentuan pada buku petunjuk
Gambar 3.15. Diameter komutator
 

Diameter standar         : 28 mm
Diameter minimum     : 27 mm
Apabila diameter komutator kurang dari minimum, maka armature lebih baik diganti.
8)      Memeriksa segmen – segmen komutator terhadap kebersihan alur – alur segmen.
9)      Memperbaiki dengan gergaji atau frais komutator jika alur – alur segmen kedalamannya kurang dari minimum.
Gambar 3.16.  Alur-alur segmen
 


Kedalaman minimum : 0,2 mm
Apabila kedalaman alur-alur pada komitator kurang dari minimum, maka komutator harus diperbaiki menggunakan daun gergaji
10)  Memeriksa permukaan bidang kontak sikat – sikat dan membersihkannya bila kotor
11)  Mengukur panjang sikat – sikat menggunakan jangka sorong.
Mandingkan dengan ukuran minimal pada buku petunjuk, kalau terlalu pendek ganti dengan yang baru
Gambar 3.17. Mengukur panjang sikat arang
 


Panjang sikat arang standar    : 14,0 mm
Panjang sikat arang minimum : 8,0 mm
Apabila panjang sikat arang kurang dari minimum, maka sikat harus diganti
12)  Memeriksa tekanan pegas sikat dengan timbangan tarik
Membandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk hasil pengukuran dibaca saat pegas sikat lepas dari sikat
Gambar 3.18. Mengukur tegangan pegas
 

Beban pada pegas terpasang : 8,8-17,7 N (0,9-1,9 kgf)
Apabila beban tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pegas harus diganti.
13)  Memeriksa pemegang sikat positif mennggunakan Ohm meter terhadap hubungan singkat dengan sikat negative
Gambar 3.19. Mengukur hubungan singkat sikat arang
 


14)  Memeriksa roda gigi pinion dan poros ulir memanjang terhadap aus dan cacat
15)  Memeriksa kopling jalan bebas
Bila diputar searah jarum jam pinion berputar bebas ; diputar berlawanan arah jarum jam pinion terkunci
Gambar 3.20. Kopling jalan bebas
 


Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmmeter – Pipser
16)  Memeriksa kumparan medan menggunakan Ohm meter terhadap kemungkinan putus gulungan
Gambar 3.21. Memeriksa kontinuitas kumparan medan
 


17)  Meneriksa kumparan medan terhadap hubungan singkat dengan massa
Gambar 3.22. Memeriksa hubungan singkat kumparan medan
 


c.       Membersihkan komponen – komponen
1)      Memersihkan pinion beserta kopling jalan bebas : tanpa dicuci
2)      Memersihkan dengan bensin komponen - komponen lainnya : jangan sampai basah kuyup
3)      Mengeringkan komponen yang dicuci : ring – ring jangan sampai hilang
d.      Perakitan
1)      Menempatkan pinion pada poros armature (skema vet)
2)      Menempatkan cincin penyetop pada poros armature
3)      Memasang ring pengunci
Gambar 3.23. Memasang ring pengunci
 

4)      Memeriksa bahwa ring pengunci terpasang dengan benar dengan cara  menekan ring pengunci dengan ragum
Gambar 3.24. memasang ring pengunci
 

5)      Memukul dengan obeng pinion dalam usaha memasukan cincin penyetop ke dalam ring pengunci (skema vet)
Gambar 3.25. memasang cincin penyetop
 

6)      Memasang tuas penggerak pinion pada rumah penggerak (skema vet)
7)      Memasang armature beserta pinion pada rumah penggerak (skema vet)
8)      Memasang kerangka kumparan medan pada armature
Gambar 3.26. Memasang tuas penggerak pinion
 


9)      Menempatkan pemegang sikat di atas poros armature
10)  Memegang pegas sikat serta memasang sikat pada pemegang sikat dengan sepotong kawat baja
Gambar 3.27. Memasang sikat arang
 


11)  Memasang kerangka ujung pada poros armature dan pasang 2 baut panjang (skema vet)
12)  Memasang karet, pegas dan plat pengunci (skema vet)
13)  Mengukur celah samping armature antara plat pengunci dan kerangka ujung
14)  Memasang tutup bantalan dengan dua sekrup (skema vet)
Gambar 3.28. Memeriksa celah samping armature
 

15)  Mengaitkan solenoid pada tuas pengerak. Memasang baut / mur pengikat solenoid (skema vet)
16)  Memasang klem kabel utama ke motor starter
Gambar 3.29. Memasang selenoid
 


PETUNJUK
Skema Vet
Bagian – bagian yang diberi oli atau vet
 








Penjelasan
1 = Diberi gemuk tipis berarti
dioles gemuk sedikit sekali asal merata dan terbentuk lapisan film
2 = Diberi gemuk ringan berarti
diberi gemuk cukup dan tidak berlebihan.Tebal lapisan vet ± 0,1 mm
3 = Diberi gemuk tebal berarti
diberi gemuk banyak.
Tebal lapisan ± 0,5 – 1 mm
4 = Diberi oli ringan berarti
diberi gemuk oli sedikit asal merata dan terbentuk lapisan film
                                Tabel 3.1. Skema vet

D.    PEMINDAH TENAGA ( KOPLING )
1.      Tujuan          
Peserta diklat dapat melepas, memeriksa, mengganti dan memasang kopling
2.      Alat dan Bahan

b.      Alat pengangkat mobil     
c.       Penyangga dan penyanga transmisi                                 
d.      Kotak alat                        
e.       Lampu kerja
f.       Alat pengisi oli
g.      Bak Oli
h.      Mobil Kijang
i.        Vet
j.        Majun


3.      Keselamatan Kerja 
Berhati-hati sewaktu melepas transmisi, jangan sampai jatuh.
Menghindarkan tumpahan oli pada baterai.
4.      Dasar Teori
Mekanisme Kopling
a.       Komponen kopling
Gambar  4.1. Sistem Pemindah Tenaga
 
 

Sistem kopling (clutch) terletak diantara mesin dan sistem penggerak (transmisi), seperti diperlihatkan pada gambar di samping. Fungsi kopling yaitu sebagai penerus putaran mesin ke sistem penggerak
 
Gambar  4.2. Komponen Kopling
 


Sistem kopling terbagi dalam sejumlah komponen yang masing-masing memiliki fungsi saling mendukung bagi optimalisasi tugas penerus putaran mesin ke sistem penggerak. Satu set kopling terdiri dari pelat/piringan kopling (clutch disc),  matahari (cover clutch), roda gila (flywheel), dan laher kopling (release bearing).

b.      Prinsip Kerja Kopling
            Gambar 4.3. Prinsip Kerja Kopling
   Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel)  danpelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi. ( Sumber : http://www.saft7.com/)      
5.      Langkah Kerja 
a.       Pembongkaran
1)      Melepas terminal negatif pada baterai
2)      Mengangkat mobil dan pasang penyangga
3)      Melepas baut – baut unit penekan, satu putaran secara bergantian sampai tekanan pegas kopling bebas.
      Gambar 4.4. Pelepasan Kopling
4)      Mengeluarkan unit kopling dari roda gaya
1. Plat kopling
2. Unit penekan
      Gambar 4.5. Pelepasan Kopling dari Flywheel
b.      Pemeriksaan
1)      Plat kopling
Kondisi kanvas (jika terbakar atau kotor oli ganti)
Tebal kanvas dengan paku keling, minimal 0,3 mm

Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan – goresan yang berlebihan perbaiki dengan mesin bubut
Kondisi pegas diafragma (retak, miring)
Kondisi pegas strip atau pemegang unit penekan kemungkilnan retak atau keling longgar
Keausan ujung pegas diafragma maksimum
a). Kedalaman :  0,6 mm
b). Lebar          :  5,0 mm
Kondisi naf terhadap kelonggaran
Kondisi karet/pegas (pecah atau longgar, ganti)







      Gambar 4.6. Pemeriksaan Plat Kopling
2)      Roda gaya dan kelengkapannya
Kondisi permukaan gesek tergores atau aus
Kondilsi cincin gigi starter terhadap kerusakan
Kebocoran pada sil oli poros engkol
Kondisi bantalan pilot (macet, kebebasan)
      Gambar 4.7. Pemeriksaan Flywheel
3)      Bantalan & garpu pembebas

Kondisi bantalan pembebas kemungkinan macet  atau longgar
Jangan mencuci bantalan pembebas dengan bensin atau solar
Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau keausan, ganti)
Kondisi pegas pengikat bantalan & garpu pembebas (lemah, putus)
      Gambar 4.8. Pemeriksaan Garpu Pembebas dan Bantalan
c.       Pemasangan
Melakukan langkah pemasangan sesuai dengan urutan kebalikan dari langkah pembongkaran, sedangkan langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam pemasangan adalah :
Memberi vet sedikit  pada bagian – bagian   berikut :
Bantalan pilot pada roda gaya
Alur busing bantalan pembebas
Alur – alur poros input transmisi

Tempat persinggungan antara garpu pembebas dengan busing
Tempat pivot garpu pembebas

Gunakan vet grafit  atau vet yang tahan terhadap temperatur tinggi
            Gambar 4.9. Pemberian Vet





d.      Petunjuk Pemasangan
- Plat Kopling
Memperhatikan arah pemasangan plat kopling (bagian menonjol di belakang)
Menghindarkan plat kopling dari oli atau gemuk
Mengamplas permukaan bidang gesek plat kopling & roda gaya
Alat pemusat kopling
 
Tanda
 




Mengembalikan tanda pemasangan unit kopling
Mengunakan alat pemusat kopling sewaktu memasang unit kopling, bila plat kopling tidak disenter maka poros input transmisi tidak bisa masuk pada bantalan pilot
Mengencangkan baut – baut unit penekan roda gaya secara bertahap dan menyilang
      Gambar 4.10. Pemasangan Unit Kopling
e.       Pengontrolan unit kopling 
Dudukan pegas diafragma terhadap pemasangan
Normal
 

Pemasangan unit kopling yang normal, bila pegas diafragma sama tingginya dan sejajar dengan roda gaya
Salah
 

Bila plat kopling tipis atau permukaan bidang gesek dan unit penekan aus, maka pegas diafragma tidak sejajar sehingga ujiung pegas dilafragma lebih menonjol keluar

Salah
 

Ujung pegas diafragma agak ke dalam bila plat kopling lebih tebal dari ukuran standar pada roda gaya dan unit penekan.

Gambar 4.11. Pengontrolan Unit Kopling








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Setelah kami melakukan Praktek Industri, ternyata kami dapat mengambil begitu banyak manfaat. Dari uraian bab-bab sebelumnya, kami dapat mengambil kesimpulan yang melingkupi segala pelaksanaan PI dan dari laporan ini, yaitu :
1.      Kami selaku peserta PI banyak mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri.
2.      Di dalam dunia usaha dibutuhkan keuletan, kesabaran, kedisiplinan, kemandirian, kecermatan, kerja keras, profesionalisme sebagai bekal bagi siswa SMK.
3.      PI dapat membuka wawasan dan pengalaman baru mengenai seluk beluk dunia industri yang tidak kami dapatkan di sekolah.
4.      Dengan PI membuat pemahaman tentang keteknikkan semakin meningkat, karena dihadapkan langsung pada permasalahan apa yang dialami kendaraan
5.      Motivasi dan mengilhami siswa untuk semakin memiliki jiwa kewirausahaan yang menjadi ciri siswa SMK.
6.      Sebagai bengkel kendaraan dan spare part perbengkelan, RALLY tidak hanya memberikan ilmu otomotif namun juga cara-cara pembuatan ataupun perakitan alat-alat otomotif seperti : hidrolis pengangkat mobil, air compressor dll.
7.      PI dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tanggug jawab, kemandirian, kejujuran, pantang menyerah dan kedisiplinan.



B.           SARAN
Setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja Industri, tentunya banyak kekurangan-kekuragan dalam pelaksanaan praktek tersebut. Saran kami dalam Praktek Kerja Industri yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya :
1.      Bagi pihak sekolah
a.       Penyelenggaaan PI hendaknya tidak dimulai saat masa liburan sekolah.
b.      Pengontrolan Pembimbing PI ke bengkel lebih diperbanyak.
2.      Bagi pihak bengkel
a.       Mengontrol dan mengarahkan praktikan, agar lebih cepat menguasai suatu keterampilan yang sedang dipelajari.
b.      Memperhatikan keluhan dan saran dari para mekanik maupun Praktikan.











C.    DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktek Kerja Industri Bagong Motor 2009.
Modul Otomotif VEDC
Buku Pedoman Reparasi Toyota Mesin Seri K


0 comments:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...